Kuliah 06 Perlintan; Proses Patogenitas
Interaksi Patogen, Inang dan Penyakit
penyakit pada tanaman terjadinya melalui
suatu proses tertentu dengan melibatkan beberapa faktor. Jika semua faktor
tersebut mendukung maka akan menyebabkan penyakit pada tanaman. Adapun faktor
tersebut adalah:
1.
Patogen
yang virulen (kemampuan patogen menyebabkan penyakit)
2.
Tanaman
(inang) yang rentan
3.
Lingkungan
yang mendukung
Ketiga faktor ini, dalam interaksinya disebut
juga sebagai Konsep Segitiga Penyakit.
Menurut konsep ini, penyakit tumbuhan
bisa berkembang hanya apabila tersedia patogen virulen, tanaman inang rentan,
dan faktor lingkungan yang sesuai.
Konsep segitiga
penyakit hanya berlaku untuk ekosistem hutan atau ekosistem tumbuhan tanpa
campur tangan manusia. Dalam konsep segitiga penyakit ketiga faktor tersebut
dalam keadaan seimbang, sehingga dikatakan pula bahwa pada ekosistem hutan
tidak dikenal dengan adanya serangan hama penyakit. Hal ini disebabkan karena
ekosistem hutan sifatnya stabil dimana rantai makanan tidak terputus. Musuh
alami dari suatu hama tersedia dalam keadaan yang cukup untuk mengendalikan
populasi hama.
Disamping Konsep Segitiga Penyakit, dikenal
pula dengan Konsep Segi Empat Penyakit. Konsep ini menjelaskan bahwa
Penyakit terjadi akibat interaksi antar faktor (1) pathogen, (2) faktor inang,
(3) faktor lingkungan fisik/kimia dan lingkungan biologi, (4) serta faktor
manusia .
Tanaman
Inang
Pengaruh tanaman inang terhadapnya timbulnya suatu
penyakit tergantung dari:
1.
Jenis tanaman inang
Tanaman inang dapat dibedakan menjadi beberapa jenis
yaitu :
a.
Tanaman
inang rentan : inang yang mudah terserang pathogen
b.
Tanaman
inang resisten : Inang yang tahan terhadap serangan pathogen
c. Tanaman
inang toleran : inang yang rentan tetapi inang tersebut
masih mampu menghasilkan produk yang ekonomis.
d.
Tanaman
inang sekunder : inang yang bukan menjadi makanan utama.
e. Tanaman
inang primer : inang yang memang menjadi tempat dan sumber
nutrisi makanan utama/pokok dari pathogen.
f. Tanaman
inang alternative : tempat dan nutrisi makanan jika tidak ada
inang sekunder, primer dimana pathogen dimasing-masing inang bisa menyelesaikan siklusnya.
g.
Tanaman
inang perantara : inang yang dapat dijadikan perantara untuk menyelesaikan siklus penyakit. Keberadaan inang ini pada salah satu jenis
penyakit menjadi penting, karena tanpa inang perantara ini meskipun pathogen
ada dan inang utama ada, pathogen akan mati sehingga tidak akan terjadi
penyakit.
2.
Kerentanan tanaman
Tanaman yang memiliki daya tahan yang rendah (tidak memiliki sifat
tahan) akan mudah diserang oleh penyakit. Sebaliknya jika tanaman tersebut
bersifat resisten, maka serangan hama penyakit akan rendah.
3.
Bentuk dan tingkat pertumbuhan
Pertumbuhan
tanaman pada tahap awal akan rentan diserang hama penyakit dibanding pada
tanaman yang sudah dewasa. Meskipun demikian, hama dan penyakit tanaman umumnya
ada berdasarkan tahap pertumbuhan
tanaman tergantung jenis tanamannya. Ada hama penyakit yang khusus menyerang
tanaman pada tahap awal, ada pula hama penyakit menyerang saat tanaman
berproduksi.
4.
Struktur dan kerapatan populasi
Kerapatan
populasi tanaman juga berpengaruh pada tingkat serangan hama penyakit. Jarak
tanam yang rapat menyebabkan kondisi lingkungan sekitar tanaman jadi lembab,
dan kelembaban yang tinggi umumnya disukai oleh hama dan penyakit tanaman.
5.
Kesehatan tanaman dan ketahanan inang.
Tanaman yang
memiliki daya tahan (resiten) umumnya tahan terhadap serangan hama penyakit.
Dewasa ini telah dihasilkan berbagai macam varietas tanaman yang memiliki sifat
unggul salah satunya sifat tahan terhadap hama dan penyakit.
Patogen
1. Pathogen adalah organisme hidup yang mayoritas bersifat
mikro dan mampu untuk dapat menimbulkan penyakit pada tanaman atau tumbuhan.
2. Mikroorganisme tersebut antara lain fungi, bakteri,
virus, nematoda mikoplasma
3. Pengaruh komponen pathogen dalam timbulnya penyakit
sangat tergantung pada kehadiran pathogen, jumlah populasi pathogen, kemampuan
pathogen untuk menimbulkan penyakit yaitu berupa kemampuan menginfeksi (virulensi)
dan kemampuan menyerang tanaman inang (agresivitas), kemampuan adaptasi
patogen, penyebaran, ketahanan hidup dan kemampuan berkembangbiak pathogen.
Lingkungan
Faktor lingkungan
yang dapat memberikan pengaruh terhadap timbulnya suatu penyakit dapat berupa :
a.
suhu udara
b.
intensitas dan lama curah hujan
c.
intensitas dan lama embun
d.
suhu tanah
e.
kandungan air tanah
f.
kesuburan tanah
g.
kandungan bahan organik
h.
angin, api, pencemaran air, dll
Interaksi antar Komponen
a. Patogen berinteraksi dengan inang melalui proses-proses parasitisme dan pathogenesis, dan sebaliknya inang
berinteraksi dengan pathogen dalam hal penyediaan makanan dan ketahanan.
b. Patogen berinteraksi terhadap lingkungan fisik/kimia dalam pengeluaran
racun, pengurasan makanan dan sebaliknya lingkungan fisik/kimia memberikan
tidak hanya fasilitas kelembaban, suhu dan hara, tetapi juga racun.
c. Lingkungan fisik/kimia berinteraksi dengan tanaman inang dalam proses penyediaan kondisi
tempat tumbuh yang sesuai atau tidak bagi pertumbuhan inang,
timbulnya penyakit abiotik dan sebaliknya inang berpengaruh terhadap lingkungan
fisik/kimia berupa pemberian naungan dan eksudat serta pengurasan hara dan air.
d. Inang memfasilitasi parasit sekunder dan populasi
lingkungan biologi dan sebaliknya lingkungan biologi dapat menjadi parasit sekunder serta simbion
e. Patogen berinteraksi dengan lingkungan biologi melalui
parasitisme (alternative) dan sebaliknya lingkungan biologi dapat pula memparasit pathogen.
f. Lingkungan fisik/kimia memberikan fasilitas suhu,
kelembaban, makanan dan juga racun kepada lingkungan biologi, dan sebaliknya
lingkungan biologi menguras hara serta mengeluarkan antibiotic ke dalam
lingkungan fisik.
g. Manusia mempengaruhi ketiga faktor yang lain baik
secara langsung maupun tidak langsung, misal agar suatu penyakit tidak
menyerang, maka manusia memilih tanaman yang resisten, manusia mampu memanipulasi ketahanan jenis tanaman yang akan
dibudidayakan, mengusahakan lingkungan
pertanaman agar mengurangi serangan pathogen, melakukan kegiatan dalam
pengelolaan tanaman (pengaturan jarak tanam, pencampuran jenis, penjarangan).
Interaksi Patogen
dengan Inang
Penyakit tumbuhan akan muncul
bila terjadi kontak dan terjadi interaksi antara dua komponen (tumbuhan dan
patogen). Untuk mendukung perkembangan penyakit maka harus ada interaksi antara
tiga komponen yaitu patogen yang virulen, tanaman yang rentan dan lingkungan
yang mendukung. Kejadian penting dalam siklus penyakit meliputi : inokulasi
(penularan), penetrasi (masuk tubuh), infeksi (pemanfaatan nutrien inang),
invasi (perluasan serangan ke jaringan lain), penyebaran ke tempat lain dan
pertahanan patogen.
Inokulasi
a. Inokulasi merupakan terjadinya kontak pertama kali antar patogen dan
tanaman
b.
Bagian dari patogen atau patogen yang terbawa agen
tertentu yang mengadakan kontak dengan tanaman disebut inokulum atau penular.
c.
Inokulum merupakan bagian dari patogen atau patogen
itu sendiri yang dapat menyebabkan penyakit pada tanaman
d.
Pada jamur atau cendawan, inokulum dapat berupa
miselium, spora, atau sklerotium. Pada bakteri, mikoplasma, dan virus,
inokulumnya berupa individu bakteri, individu mikoplasma, dan patikel virus itu
sendiri.
e.
Langkah-langkah yang terjadi pada proses inokulasi,
dimulai dari : inokulum patogen sampai ke permukaan tubuh tanaman inang melalui
perantaraan angin, air, serangga dan sebagainya.
f.
Semua patogen memulai melakukan serangan pada tingkat
pertumbuhan vegetatif. Dengan demikian, spora jamur dan biji tumbuhan parasitik
harus berkecambah terlebih dahulu.
Penetrasi
Penetrasi merupakan
proses masuknya patogen atau bagian dari patogen ke dalam sel, jaringan atau
tubuh tanaman inang. Patogen melakukan
penetrasi dari permukaan tanaman ke dalam sel, jaringan atau tubuh tanaman
inang melalui empat macam cara, yaitu:
a. secara langsung menembus permukaan tubuh tanaman
b. melalui lubang-lubang alami
c. melalui luka
d. melalui perantara (pembawa, vektor).
Infeksi
a. Infeksi merupakan suatu proses dimulainya patogen memanfaatkan nutrien
(‘sari makanan’) dari inang.
b.
Proses ini terjadi setelah patogen melakukan kontak
dengan sel-sel atau jaringan rentan dan mendapatkan nutrien dari sel-sel atau
jaringan tersebut. Selama proses infeksi, patogen akan tumbuh dan berkembang di
dalam jaringan tanaman.
c.
Infeksi yang terjadi pada tanaman inang, akan
menghasilkan gejala penyakit yang tampak dari luar seperti : menguning, berubah
bentuk (malformasi), atau bercak (nekrotik).
d.
Beberapa proses infeksi dapat bersifat laten atau
tidak menimbulkan gejala yang tampak mata, akan tetapi pada saat keadaan
lingkungan lebih sesuai untuk pertumbuhan patogen atau pada tingkat pertumbuhan
tanaman selanjutnya, patogen akan melanjutkan pertumbuhannya, sehingga tanaman
menampakan gejala sakit.
Invasi
a. Invasi merupakan tahap pertumbuhan dan perkembangan patogen setelah
terjadi infeksi.
b.
Individu jamur dan tumbuhan parasitik umumnya
melakukan invasi pada tanaman dimulai sejak proses infeksi dengan cara tumbuh
dalam jaringan tanaman inang, sehingga tanaman inang selain kehilangan nutrien,
sel-selnya atau jaringan juga rusak karenanya.
Penyebaran
a. Penyebaran patogen berarti proses berpindahnya patogen atau inokulum dari sumbernya ke tempat lain.
b.
Penyebaran patogen dapat terjadi secara aktif maupun
pasif. Penyebaran pasif yang berperan besar dalam menimbulkan penyakit, yaitu
dengan perantaraan angin, air, hewan (terutama serangga), dan manusia.
c.
Beberapa patogen dapat melakukan penyebaran secara aktif,
misalnya nematoda, zoospora dan bakteri motil. Ketiga macam inokulum ini mampu
berpindah dalam jarak yang relatif pendek (mungkin hanya beberapa milimeter
atau sentimeter) dengan menggunakan kekuatan sendiri sehingga kurang efektif
dari segi perkembangan penyakit.
Download materi versi PDF disini
0 Response to "Kuliah 06 Perlintan; Proses Patogenitas"
Post a Comment